Media untuk berbagi tentang pengetahuan, olah raga, seni dan keunikan.

Wednesday

On 11:36 PM by ariefhtk.blogspot.com in    No comments
Pertama saya tahu cerita dibawah ini (cerita dialog profesor dengan mahasiswanya) adalah dari WhatsApp seorang teman SMA. sedangkan yang dibawah ini saya copas dari sebuah web, yang ternyata asalnya juga dari sebuah face book, dan juga ternyata sudah banyak yang memuat cerita tersebut, jadi tidak ada salahnya kalau saya juga memuatnya karena memang pantas untuk dimuat.
Terima kasih, dan silahkan baca dengan santai saja.
Semoga ada manfaat baiknya, kalau bermanfaat buruk ya dilupakan saja. (memang ada dalam bahasa Indonesia "manfaat buruk" ?.)



Seorang profesor atheis berbicara dalam seminar dikampus.
Prof: “Apakah Tuhan menciptakan segala yg ada?”
Mahasiswa semua : “Betul, Dia yg menciptakan semuanya.”
“Tuhan menciptakan semuanya?” tanya prof sekali lagi.
“Ya prof, semuanya,” kata mahasiswa itu.
Prof: “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan.”
Mahasiswa itu terdiam dan kesulitan menjawab hipotesis profesor tersebut.
Suasana hening dipecahkan oleh suara mahasiswa lainnya, “Prof, boleh saya bertanya sesuatu?”
“Tentu saja,” jawab si Profesor.
Mhs : “Prof, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu ?
Tentu saja dingin itu ada.”
Mahasiswa itu menyangkal, “Kenyataannya, Prof, dingin itu tdk ada. Menurut hukum fisika, yg kta anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu-460F adalah ketiadaan panas sama sekali & semua partikel menjadi diam & tdk bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas”.
Mahasiswa itu melanjutkan…
“Prof, apakah gelap itu ada ?”
Profesor menjawab, “Tentu saja itu ada.”
Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Prof. Gelap juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tdk ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bsa menggunakan prisma Newton utk memecahkan cahaya jadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dgn berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia utk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Prof, apakah kejahatan itu ada ?”
Dengan bimbang Profesor itu menjawab, “Tentu saja !”
Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Prof. Kejahatan itu TIDAK ADA. Kejahatan adalah ketiadaan TUHAN di dalam DIRI seseorang. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adlh kata yg dipakai manusia utk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan di dalam diri. Tuhan tdk menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tak adanya Tuhan dihati manusia.” Profesor itu terdiam..
Tahukah Anda.. mahasiswa itu adalah: ALBERT EINSTEIN..

Saya tidak tahu persis apakah dialog ini memang pernah terjadi atau hanya semua dialog imajiner dan saya mengutipnya dari Facebook. Menarik bagi saya adalah definisi kejahatan menurut Albert Einstein, dimana kejahatan adalah ketiadaan Tuhan dalam diri seseorang. Ketika manusia tidak mampu menyerap cahaya Ilahi dalam dirinya atau Qalbu nya tidak tertutup untuk menerima cahaya Tuhan, maka kejahatan akan bersemayam dalam jiwanya.
Manusia adalah wadah untuk menampung cahaya Alloh dan juga untuk menampung unsur-unsur syetaniyah. Ketika cahaya Alloh masuk dalam Qalbu dan menerangi seluruh tubuh manusia, mengisi setiap bagian terkecil dari tubuh, maka manusia tersebut akan naik derajatnya bahkan melebihi derajat malaikat yang juga seluruh tubuhnya tercipta dari cahaya. Kedudukan apa melebihi Malaikat? Yaitu Nabi dan Rasul. Nabi pada hakikatnya adalah cahaya Alloh yang berjalan di muka bumi demikian juga seorang Wali Alloh dan orang-orang yang telah mencapai derajat keimanan tinggi. Mareka adalah manifestasi cahaya Alloh sebagai mana firman Alloh, “Telah Aku ciptakan rupa Nur-Ku sebagaimana rupa hamba-Ku”
Manusia tidak akan mampu berkomunikasi dengan Alloh kecuali lewat perantaraan wahyu, lalu apa itu wahyu? Hakikat wahyu adalah cahaya Alloh, hanya cahaya Alloh yang sampai kepada sisi-Nya. Kitab suci yang diturunkan kepada manusia via Nabi tidak lain manifestasi dari wahyu sedangkan hakikat wahyu itu sendiri adalah merupaka cahaya Alloh yang tidak berhuruf dan tidak bersuara.
Ketika hati manusia bersih dan bisa menerima cahaya Alloh, maka akan terbuka ruang yang langsung kepada Alloh SWT, ruang yang disebut sebagai Alam Rabbaniah yang membuat manusia bisa mendengarkan firman-Nya dan berkomunikasi dengan sang pencipta, itulah sebabnya Shalat disebut sebagai Mikraj bagi orang mukmin karena rohaninya akan sampai kepada ruang Alam Rabbani dimana disitu hanya ada Alloh SWT.
Salah satu sifat Alloh adalah Kalam atau berkata-kata dan sifat itu akan berlaku sepanjang zaman. Alloh akan terus berfirman kepada hamba-hamba-Nya dan hanya hamba dengan kualitas tertentu mampu menangkap firman-Nya yang jika terjadi pada seorang Nabi disebut wahyu sedangkan pada selain nabi disebut ilham sebagaimana sabda Nabi “Sesungguhnya dalam umatku ada orang yang dibisiki dan diajak bicara (oleh Alloh), dan Umar termasuk di antara mereka.
Ketika cahaya Alloh tidak ada maka hati manusia menjadi gelap dan setan akan menggerakkan manusia untuk melakuan semua sesuai dengan skenerionya. Ketika cahaya Alloh tidak masuk ke dalam hati manusia, maka akan tertutup dialog antara manusia dengan Alloh. Andai pun si hamba beribadah, maka ibadahnya hanya gerak-gerak zahiriyah semata.

Demikian.



0 comments:

Post a Comment

Terimakasih udah berkunjung.